My favourite Outdoor Place (2) Pulau Langkadea, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan
Sebuah pulau tak berpenghuni dari gugus kepulauan Spermonde yang berjarak kurang lebih 90 menit dari pelabuhan Paotere kota Makassar, bisa ditempuh menggunakan transportasi kapal penumpang yang sering digunakan penduduk pulau sekitarnya. Pulau ini berpasir putih dan tidak luas, hanya butuh kurang dari setengah jam untuk berkeliling tepian pulau. Di daratan pulau kita bisa masih bisa menemukan satu gedung musholla yang sudah rusak sana sini, juga sisa-sisa jalur pondasi bangunan batu yang konon katanya dulu pernah berdiri di pulau ini, bekas lapangan tenis dan pagar jaringnya juga masih ada menandakan bahwa memang dahulu kala pulau ini pernah jadi tempat istirahat bagi sebuah keluarga. Entah bagaimana ceritanya hingga bangunan-bangunan tersebut tidak lagi terpakai sehingga lambat laun hancur dan sisa-sisanya kemudian diambil sedikit demi sedikit oleh warga pulau sekitar.
Saat ini pulau tersebut jadi tujuan wisata, dikelola oleh pemiliknya dan dijaga oleh salah satu penduduk pulau seberang bernama Pak Marsuki selama bertahun-tahun. Jangan bayangkan “dikelola” dan “dijaga” seperti kebanyakan lokasi tujuan wisata lainnya ya, pulau ini pure nature dan kalian tahulah pure nature untuk pulau di Indonesia berarti akan tetap menemukan sampah kiriman di setiap tepinya. Loh jadi yang jagain pulau itu tugasnya apa dong? Ya beliau hanya melakukan tugas bersih-bersih setiap minggunya, bersih-bersih sesuai tenaga yang dimiliki, karena berdasarkan pengalamanku berkali-kali ke pulau ini, sampah kiriman dari pulau-pulau disekitar seakan tidak pernah habis, belum lagi sampah yang ditinggalkan para pengunjung. Oh iya, upah jaga dan bebersih pulau yang dilakukan Pak Marsuki ini pun didapat dari kontribusi yang dipungut dari para pengunjung yaitu 15 ribu rupiah perorang (bahkan kadang dikasih diskon kalau bapaknya sudah kenal sama pengunjung yang datang, yeay!).
Pengunjung pulau ini cukup ramai,
setiap weekend pasti ada yang datang terutama jika mendekati musim liburan.
Pengunjung rata-rata adalah orang dari/luar kota Makassar yang datang untuk
camping sehari juga orang dari pulau sekitar yang seringnya berkunjung untuk
rekreasi keluarga beberapa jam di hari Sabtu/Minggu. Bahkan kadang kita juga
bisa menemukan kegiatan-kegiatan yang lumayan besar diadakan di pulau ini. Saya
masih ingat jelas bagaimana Pak Marsuki bercerita bahwa beliau sangat senang
dan bangga pulau yang dijaganya kedatangan artis dangdut terkenal, katanya
waktu itu dalam rangka kegiatan pelepasan penyu dan dihadiri oleh pejabat
setempat. Atau ketika saya ngikut sama teman untuk mengadakan kegiatan open
trip liburan santai sambil bersih pantai. Kalau ditanya sudah berapa kali main
ke pulau itu, saya tidak ingat hehe. Saya cuma ingat pernah dalam setahun saya
bisa sampai empat atau lima kali berkunjung ke sana.
Durasi waktu yang paling tepat
berkunjung ke pulau ini adalah sabtu siang hingga minggu siang, mengikuti
jadwal kapal penumpang dan jadwal libur weekend. Tapi kadang saya nambah waktu
sehari dari biasanya, berangkatnya jumat siang sehingga saya punya total waktu
dua hari bersantai di Langkadea, what a life! Hehehe. Kelebihan berangkat hari
jumat? Kapal yang ditumpangi hari jumat masih sepi penumpang soalnya penduduk
pulau pun ramainya datang/balik ke kota jika weekend begitu juga dengan
traveler/pengunjung/pekemah yang ingin main ke pulau. Nah pas balik di hari
minggu, kapal akan selalu penuh! Ramai pokoknya, bisa ketemu serombongan anak
muda yang juga baru balik camping di pulau lain, atau penduduk pulau yang akan
kembali bekerja di kota. Selain itu favoritku jika berangkat ke pulau hari
jumat adalah saya akan selalu punya waktu sehari full untuk menikmati Langkadea
sendirian, yeaay! Kadang ada juga sih pengunjung dihari Jumat tapi itu jarang.
Punya satu hari full seperti punya private island? Who can deny? hahaha. Eh
tunggu daritadi pakai kata “saya” mulu, emang seringnya pergi sendiri? Gaklah,
seringnya berdua terutama jika berangkat Jumat, berdua sama satu-satunya
travelmate yang bisa ku ajak chill out di pulau selama dua hari full.
Lalu kita bisa ngapain saja di
Langkadea? Apalagi kalau cuma sendiri (eh berdua) di pulau itu, apa gak bosan?
Bosan atau tidak, tergantung pada dirimu dan teman yang kamu ajak sih. Kegiatan
yang biasa ku lakukan di pulau tentu saja main air di laut. Begitu sampai dan
kelar ngatur tenda dan barang-barang, kita punya waktu untuk makan atau
langsung nyebur hingga sunset. Ah iya sunset dan sunrise di Langkadea itu bagus
sekali, terutama jika cuaca sedang bagus-bagusnya. Selain main air di laut,
kita bisa berkeliling pulau dan take a selfie/wefie atau photo shoot session.
Spot foto di daratan pulau ini juga bagus bagus. Ada gedung mushola yang reyot
tapi bs jd spot bagus dengan konsep yang tepat. Ada latar hijau pepohonan. Ada
ayunan dari tali yang digantung di pohon pinggir pantai. Spot foto paling kece
sih di ujung pulau, tempat pasir putih bersih bertemu air laut yang dangkal,
mau background langit dan laut luas oke mau background pulau juga oke. Oh iya
tidak jauh dari pulau Langkadea juga ada pasir timbul yang muncul jika air laut
surut, biasanya pagi hingga siang hari masih ada, pernah berhasil dapat foto
disana dan dikirain saya fotonya di pasir timbul Raja Ampat hihi. Gimana cara
buat kesana? Saya selalu menumpang kapal kecil milik Pak Marsuki, tapi beliau
tidak sering mau membawa pengunjung menyeberang sih, jadi seberuntung kalian
saja hehe.
Udah foto-foto lalu apa lagi?
Kalau sudah nikmatin sunset dan menjelang malam, siap-siap aja di tenda bikin
menu makan malam. Masak-masak menjadi hal paling menyita waktu jika camping, eh
penyataan ini khusus buat yang menunya macem-macem ya, kalau kalian makannya
indomie doang sih simple. Caraku menghabiskan malam di pulau yaitu dengan
menyediakan stok file film di handphone dan power bank untuk dua hari, jadi
kalau malam kita bisa nonton film bareng atau kalau gak suka nonton ya
cerita-cerita/ngobrol atau bikin api unggun. Kadang juga kalau lagi bawa kamera
yang proper, saya bisa keluar ke pinggir pantai dan motret langit malam, agak
menakutkan tapi langit malam penuh bintang itu bagus sekali!
Jika sudah pagi dan sarapan,
waktunya beres-beres untuk pulang. Ah jika masih ada sehari untuk stay, saya
akan bersantai keliling pulau atau tidur berlama-lama. Terkadang juga ngobrol
sama Pak Marsuki sambil ikut bakar ikan hasil tangkapan si bapak, lumayan dapat
ikan bakar gratis hehe. Loh, si penjaga pulaunya tinggal disitu? Ga pure tak
berpenghuni dong pulaunya? Tidak begitu geng, Pak Marsuki hanya datang ke
Langkadea di waktu weekend atau ketika ada kegiatan penting soalnya selain
weekend bisa dipastikan pulau benar-benar sepi. Bahkan jika sedang low season
yang weekend juga sepi serta cuaca tidak bagus, Pak Marsuki akan stay di pulau
seberang bersama istri dan anaknya. Oke lanjut, kalau sudah waktunya beberes,
saya juga sering berkeliling dulu untuk pungut sampah, sengaja banget bawa
trash bag lebih biar bisa bantu ngumpulin sampah yang ada, tidak bisa semuanya
tapi setidaknya sampah itu berkurang dikit. Mengobrol bareng Pak Marsuki sambil
menemani beliau ngebakar sampah yang kami dapat adalah momen yang sudah
beberapa kali berulang, beliau tidak mengeluh sampah itu banyak tapi tetap
berusaha menjaga kebersihan pulau sesanggup tenaganya. Oh iya, Pak Marsuki ini
memiliki gangguan pendengaran sehingga jika mengobrol dengan beliau harus
sedikit dikeraskan. Sering terlintas doa suatu saat si bapak bisa menerima
bantuan untuk mengatasi gangguan pendengarannya itu, aamiin!
Menceritakan tentang pulau ini
dan pengalaman campingku disana seakan tidak cukup hanya beberapa paragraf. Alasan-alasan
mengapa tempat ini menjadi satu-satunya pilihan jika ingin menikmati pantai
yang sepi, sudah ku jawab di paragraf awal. Oh iya, saya bukan tipe penikmat
bawah laut sehingga kalau ditanya apakah bawah laut Langkadea bagus atau tidak,
saya tidak tahu hehe. Jika bermain air disekitaran pantai, maka sekitar area
itu tidak ada pemandangan bawah laut yang bisa dinikmati. Tapi jika menyeberang
ke pasir timbul dan melalui air laut bening yang terlihat hingga dasar, bisa ku
bilang pemandangannya menggoda untuk nyebur tapi lumayan dalam sih dan saya
tidak jago berenang jadi ya cukup sekian dan terima kasih. Sampai jumpa di
cerita selanjutnya, kalau ada yang kurang jelas silahkan nanya-nanya yaa.
Seeya!
Komentar
Posting Komentar