Mountain Trip; Gn. Bawakaraeng


Team: 5 org (wid, k'gii, k'mimi, alif, yudi)
Date: 15-18 desember 2016
Place: Gunung Bawakaraeng, 2830 mdpl


After my last unplanned and unforgottable trip to Bawakaraeng almost 3 years ago, saya mulai rindu ingin kesana lagi, ingin menuntaskan apa yang dahulu tidak terselesaikan yaituu, muncak! Perjalanan nanjak pertama kali yang nyisain semacam trauma memori dan kalimat "I will never come back" akhirnya pulih setelah nyaris tiga tahun dan berganti menjadi kalimat "I start to miss this place", sy kemudian memposting foto perjalanan waktu itu dan disambut ajakan "ayok nanjak" oleh kak gii dan seminggu kemudian team kami sudah berjalan dihutan Bawakaraeng tengah malam dengan ransel masing-masing.

My siput team, yang sebenarnya gak siput-siput amat jalannya tetapi dikarenakan saya dan kak gii yang santai banget jalannya jadi yang lain ikutan ngesiput hehe. Untuk trip kali ini adalah trip yang nantangin banget cuacanya, yang kalau diceritain akan bikin orang berkomentar "udah tau cuaca lagi jelek-jeleknya masih nekat nanjak juga". Yap, cuaca lagi ekstrim-ekstrimnya tanggal itu, hujan dan badai tiada henti. Singkat cerita, dalam empat malam kita jalan, kita nginap di empat tempat yang berbeda. 

Day 1, 15 desember 2016
Otw Malino, Lembanna, desa terakhir jalur awal pendakian ke gunung Bawakaraeng. Otw jam 10 malam, tiba jam 00.30. Istirahat lalu lanjut jalan kaki jam 02.00 menuju pos 3 gunung Bawakaraeng.

Day 2, 16 desember 2016
Jam 04.00 tiba di pos 3 gunung Bawakaraeng lalu bongkar tenda dan makan lalu tidur. Jam 11.00 bangun lalu makan dan packing. Jam 12.30 leaving pos 3 menuju pos 5. Tiba di pos 5 jam 16.30, cuaca yg berkabut dan hari mulai gelap sehingga nginap lg di pos 5 semalam. Semalaman hujan dan qt cuma di dalam tenda.

Day 3, 17 desember 2016
Bangun jam 8 lalu sarapan dan packing lg. Leave pos 5 jam 11.00 menuju pos 10. Tiba di pos 10 jam 17.00 langsung pasang tenda dan bongkar barang krn cuaca bbrrr banget. Hujan dan dingin qt cuma tinggal di tenda semalaman.

Day 4, 18 desember 2016
Bangun jam 08.00, bikin teh lalu naik ke puncak triangulasi. Foto-foto sekitar setengah jam lalu turun kembali ke tenda krn cuaca dingin dan angin kencang. Setelah dari puncak, lanjut sarapan dan packing. Leaving pos 10 jam 12.30 menuju Lembanna. Tiba di pos 5 jam 17.00 lalu lanjut sampai pos 1 18.30 hingga tiba di lembanna jam 19.30. Makan bakso dulu lalu istirahat sebentar dan pulang ke makassar jam 22.30.

Gunung Bawakaraeng letaknya di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dengan ketinggian puncak 2830 mdpl, bisa diakses melalui kota Malino yang durasi perjalanannya sekitar tiga jam berkendara dari kota Makassar. Batas perjalanan kendaraan adalah di desa Lembanna, lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga ke puncak. Jalur pendakian Gunung Bawakaraeng udah jelas banget, tiap minggu pasti ada saja rombongan pendaki yang nanjak ke sini, tapi kalau baru pertama kali mau naik ke puncak, mending bareng teman yang sebelumnya pernah kesitu biar enak jalannya. Normalnya rombongan pendaki dari desa terakhir naik ke puncak jalannya sekitar delapan jam, ada juga yang lebih dari itu atau memilih nginap dulu semalam dua malam di pos 3 atau pos 5 atau pos 8 atau pos 9, pilih mana suka.

Yang tadinya kami berencana nginap di satu pos saja lalu lanjut ke puncak, harus batal karena kondisi cuaca. Dan karena estimasi perjalanan yang meleset jauh berbanding lurus dengan persediaan ransum, maka ransum yang kami bawa untuk berlima ngepas untuk empat hari. Ngepas banget sampai-sampai kami kelaparan pas tiba kembali di desa Lembanna dan langsung nyerbu warung bakso di ujung jalan desa. 

Gunung Bawakaraeng yang terdiri dari 10 pos pendakian, kami capai dengan dua hari berjalan kaki naik dari desa terakhir sampai ke puncak dan hanya delapan jam dari puncak untuk turun ke desa terakhir, yah that's us. Naiknya lama banget dikarenakan oleh cuaca yang kurang mendukung dan ke-siput-an kami, sedangkan turunnya cepat banget dikarenakan persediaan ransum yang menipis. Rombongan yang nanjak waktu itu gak ramai-ramai banget, ya dasar kami saja yang "ayok nanjak" mode on. Kita gak sok kuat, rada khawatir juga sama cuaca yang ekstrim tetapi alhamdulillah masih dilindungi sama Tuhan. Di puncak pun kita haru rela foto-foto sambil pasang kuda-kuda biar gak ketiup angin, juga harus rela foto-foto dengan latar putih alami kabut sehingga bisa-bisa dikirain cuma foto di studio ala-ala.

Hahaha maaf yang tadi bukannya ngeluh, hanya saja semacam peringatan untuk keep safety kalau mau nanjak Bawakaraeng atau dimanapun pas musim hujan lagi ekstrim-ekstrimnya. Atau kalau gak pengen-pengen amat, tunda saja nanjaknya sampai cuaca mendingan. Safety first untuk segala kegiatan outdoor. Raincoat is a must untuk dibawa dengan kondisi seperti itu dan segala barang harus aman dari air biar bawanya gak berat. Kalau udah tau cuaca lagi jelek, persediaan ransum sebaiknya berlebih, mana tau karena cuaca jelek kalian harus stay lebih lama dan butuh ransum yang lebih juga. Jangan nekat melanjutkan perjalanan kalau cuaca gak memungkinkan, mending stay bikin tenda sampai cuaca adem lagi, apalagi kalau kabutnya lagi tebal banget. Segala peralatan harus safety, gapapa deh bawaan berat dikit daripada harus kerepotan pas nanjak karena lupa bawa ini itu. Keep safety, jaga kebersihan, sampahnya dibawa turun lagi yaa dan keep smile.

Enjoy your trip!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Island Trip ; Pulau Podang-Podang Caddi

My favourite outdoor place (1); Danau Tanralili, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan.

Mountain Trip ; Camping di Danau Tanralili