“Bagaimana Air Asia Mengubah Hidupmu” - lebih tepatnya, hidupku.
Mendengar dan membaca kata “Air Asia” maka seketika otak
kita akan langsung menggunakan mode otomatis mengingat sebuah nama maskapai
penerbangan. Terkhusus bagi yang hobi jalan-jalan, baik itu yang masih bermimpi pengen jalan-jalan, pemula alias
baru sekali dua kali traveling sampai yang se-expert mbak Trinity pun pasti otaknya akan ngerespon dengan cepat,
secepat Om Google ketika kita mengetik kata Air Asia di tab pencariannya.
Saya yang notabene adalah seorang mahasiswi, dimana
mahasiswa(i) dikenal dengan ke-irit-annya, punya pengalaman bersama maskapai
penerbangan yang satu itu, iya si Air Asia itu. Saya pada jaman dahulu kala
(jaman masih kecil, sekarang udah gede) selain punya cita-cita mau menjadi
seorang guru juga punya cita-cita mau keliling dunia, wih! Anak SD dari
golongan keluarga berkecukupan punya cita-cita seperti itu, duh apa kata dunia.
Bisa ditebak, mimpi tinggallah mimpi selama bertahun-tahun
dan nyaris terkubur di kerak bumi terdalam. Hingga suatu saat ketika sudah
beranjak dewasa, duduk dibangku kuliah, si anak kecil itu mulai menemukan jati
dirinya, ihiy! Si anak kecil yang sudah dewasa alias saya akhirnya memilih
mengejar mimpi lain yaitu menjadi seorang arsitek, maka saya kemudian
berlalu-lalang menimba ilmu di jurusan arsitektur Universitas Hasanuddin
Makassar. Satu hal yang saya sangat suka dari jurusan arsitektur selain
menggambar desain adalah kebiasaan jalan-jalannya. Seperti membangunkan naga
yang telah tertidur ratusan tahun di kerak bumi terdalam, mimpi saya untuk
keliling dunia mulai muncul ke permukaan.
Kami yang kuliah di jurusan arsitektur unhas, memiliki
program mata kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di semester enam. Mata kuliah
KKL ini intinya adalah kuliah sambil jalan-jalan ke suatu tempat (dalam/luar
negeri) untuk melihat dan mempelajari keindahan arsitektur tempat tersebut.
Maka tibalah masa dimana saya dan teman-teman seangkatan memasuki semester enam
dan kami wajib mengambil mata kuliah KKL.
Satu, dua, tiga, segala urusan menyangkut KKL sudah kami bereskan.
Yeey, saya dan teman-teman akan melakukan KKL di empat negara yaitu
Macau-Hongkong-Singapura-Malaysia! Betapa senangnya, maklum ini pengalaman
pertama jalan-jalan ke luar negeri. Tapi…, jalan-jalan ke empat negara itu
butuh biaya yang tidak sedikit. Untungnya kakak-kakak dari agen travel kami
memiliki solusi yang sesuai dengan kantong mahasiswa(i). Jauh hari sebelum
keberangkatan, kami di bookingkan
tiket promo Air Asia, mengingat jumlah kami yang cukup banyak.
Jujur saja dengan adanya tiket promo Air Asia sangat
membantu kelancaran perjalanan KKL kami. Akhirnya saya dan teman-teman
berangkat dan berkeliling empat negara tujuan, melihat keindahan arsitektur
bangunan-bangunan negara lain yang belum dapat kita jumpai di Indonesia. Tidak
hanya arsitektur bangunan, saya juga melihat bagaimana budaya dan kehidupan
masyarakat di luar Indonesia secara langsung dan untuk pertama kalinya!
Maka naga yang tertidur tadi sudah benar-benar bangun dari tidur
panjangnya. Setelah perjalanan KKL yang menyenangkan bersama teman-teman
jurusan, saya seperti ketagihan untuk melangkahkan kaki saya ke tempat-tempat
lainnya. Saya semakin rajin mengecek setiap tiket promo yang ada terutama
promo-promo Air Asia yang menurut saya adalah maskapai yang sangat bersahabat
dengan kantong mahasiswa yang kebanyakan menganut paham “low-cost-traveling” alias backpacker.
Karena saya berbagi kisah dan tulisan ini khusus dalam
rangka “10 Tahun Air Asia Indonesia” maka saya tidak ingin lupa berterima kasih
kepada Air Asia untuk segala tiket promonya selama ini. Sangat berprike-traveller-an,
hehehe. Terutama untuk tiket promo yang sangat tepat waktu dengan keberangkatan
KKL saya waktu itu. Perjalanan ke luar negeri pertama kalinya dan berkeliling
empat negara sekaligus. Perjalanan yang unforgettable
dan telah “membangunkan” mimpi terpendam saya.
Sejak perjalanan itu, saya mulai membuka jalan bagi diri
saya untuk lebih mengenal dunia dan membuat mimpi-mimpi lain yang akan segera
saya wujudkan.
Sejak perjalanan itu, saya yang tadinya telah jatuh cinta
pada dua hal yaitu arsitektur dan fotografi, kemudian menemukan cinta yang lain
yaitu traveling.
Sejak perjalanan itu, hidup saya berubah. Saya mengenal
banyak hal dan ingin mengenal lebih banyak lagi melalui perjalanan-perjalanan
saya yang lainnya. Saya ingin melihat beraneka ragam bangunan arsitektur dunia
secara langsung. Saya ingin mengabadikan setiap moment lewat foto di berbagai
tempat yang saya kunjungi.
Terakhir, saya ingin berbagi satu kalimat yang saya temukan
melalui om Google, sangat menginspirasi saya dan juga semoga menginspirasi kalian
untuk keliling dunia! Ini nih kalimatnya, “Travel
as much as you can, as far as you can, as long as you can, life’s not meant to
be lived in one place.”
Seeya at the next story!
@dyngdonk
Nice story, foto-fotonya mana ni Dyng? :D
BalasHapus